Ada seorang perempuan yang merasa jadi pecundang malang setelah bertemu lelaki yang ternyata tak setampan yang ia bayangkan saat mereka saling curhat di chat room. Ada seorang ibu muda yang nekat membenamkan kepala anak semata-wayangnya ke dalam bak mandi hingga tewas seketika. Ada pula seorang anak yang mengemis sisa-sisa hidangan di restoran mewah dengan dalih untuk makanan kucing di rumahnya, padahal makanan sisa itu untuk ibu-bapak dan adik-adiknya yang kerap menggigil lantaran perut tak berisi. Sehimpun cerita dalam buku ini membuat hal-ihwal yang semula terasa biasa dan sederhana, namun perlahan-lahan bermetamorfosa menjadi kompleks, keras, dan beringas. Barangkali di titik inilah letak kepiawan Happy Salma, yang akhir-akhir ini semakin dalam menyelami dunia kepengarangan.