Ya Tuhan, benar-benar menyakitkan, vaginaku dikoyak-koyak seperti sebuah mainan. Seluruh urat-nya berkontraksi dan mencoba melawan, namun percuma. Rasa sakit itu jauh lebih kuat. Aku bisa merasakannya menyempit dan menjepit jari Mamih, Mamih memintaku melepasnya dan membiarkan Mamih menyuntikkan obat. Aku tak punya pilihan untuk mundur selain bertarung dengan rasa nyeri ini.
Ketika akhirnya obat itu berhasil menembus dan menyebar dalam rahimku, seluruh isi perutku mem-berontak dan menyebarkan rasa ngilu ke sekujur tubuhku. Aku bisa merasakan seluruh urat nadiku seakan meleleh. Aku menggeliat dalam rasa sakit yang melumpuhkanku. Aku tidak pernah merasakan sakit yang jauh lebih nyata dari ini seumur hidup-ku...