Buku ini mengangkat benang merah pergulatan intelektual dan spiritual dalam sejarah pmikiran Islam yang secara khusus dituangkan dalam bentuk tafsir. Pergulatan yang pada satu sisi menghidupkan budaya dialog yang sehat, namun pada sisi lain, juga, melahirkan anarki intelektual, benturan, dan celah bagi manipulasi agama atas nama kepentingan pribadi, kelompok, maupun politik.
Dari kacamata tersebut, buku ini menitikberatkan pada elemen klasik kesarjanaan Al-Qur'an sebagai upaya mendiseminasi pijakan sekaligus revitalisasi turats yang bermuara pada kesadaran akan penting pemikiran progresif dalam kajian Al-Qur'an.