“Kenapa?”
“Kenapa apanya?”
“Kenapa ngelihatin aja, tapi nggak bicara apa-apa?”
Kami yang berhadap-hadapan, masing-masing mencari jawaban.
Dari mata yang tak beralih, pada bibir yang mulai tersenyum.
“Ya, ngelihatin aja. Aku senang lihat kamu,” jawabnya, membuat pipi pucatku berubah warna.
“Titik nyaman tertinggiku ada pada matamu, bukan bibirmu,” sambungnya lagi.
“Aku nggak ngerti.”
“Maksudnya, kamu nggak perlu banyak bicara. Bahkan, dalam hening dan diam, melihatmu, aku
bisa menemukan tenang.”
Dan, entah berapa malam sejak percakapan itu, kami pun pergi. Berjalan di atas roda hidup sendiri-sendiri
Suci Patia, lahir di Sukabumi, 5 April 1996. Saat ini, ia masih menempuh pendidikan sarjana di Filsafat UI. Pada 2018, ia mengikuti ajang Abang None Jakarta Selatan. Hingga saat ini, hobi menulisnya sejak SMP menghasilkan 5 cerita untuk film pendek, novel Silver Linings, dan novel Sweet Falls. Aktif di Instagram dengan akun @suci.patia