Tahu kan, kisah tentang pejabat negara yang segera memadamkan lilin dinas dan
mengganti dengan lilin milik sendiri ketika ia harus menjawab urusan pribadi? Sebuah
kisah harum yang masyhur di kalangan masyarakat muslim. Menjadi teladan dari
generasi ke generasi. Itulah salah satu contoh sikap kehati-hatian Umar bin Abdul Aziz
dalam mengelola harta milik negara.
Ternyata ada beberapa kisah lain yang menggambarkan kehati-hatian beliau dalam
menjalankan amanahnya sebagai seorang pemimpin. Dari perihal semangkuk susu,
apel, kertas, kuda pos, hingga kesempatan langgengnya kekuasaan.
Dari kisah-kisah beliau, kita belajar banyak, bahwa menjadi pemimpin itu perlu ilmu.
Dia harus tahu, mana haknya dan mana yang bukan. Dia harus tahu, mana yang prioritas
dan mana yang bukan. Dia harus tahu, apa yang benar dan apa yang tidak benar secara
syari’at. Karena dia harus tahu, semua kebijakan yang dilakukannya akan dihisab,
diadili hingga tuntas di hadapan Allah Yang Maha Mengetahui.
Sebelum menjadi khalifah, Umar bin Abdul Aziz adalah seorang bangsawan yang
dikelilingi kemewahan dan kekayaan melimpah. Namun begitu diangkat menjadi
khalifah, hampir seluruh hartanya diserahkan pada negara untuk kesejahteraan rakyat.
Pun jangan heran, ketika rakyatnya merasakan kemakmuran yang merata, dia memilih
hidup dalam kesederhanaan. Hingga pernah terlihat, ia selalu memakai baju lusuh yang
sama, karena tak banyak baju yang dimilikinya.
Selamat membaca. Semoga bisa menarik manfaat yang ada di dalamnya.