Optimislah bagi orang tua yang selama ini kerepotan dengan nilai anak-anaknya yang selalu jeblok di sekolah. Jangan anggap otak anak Anda `kurang`, melainkan otak kanan anak Anda belum dikembangkan saja. Karena kebanyakan anak yang `menderita` nilai sekolah yang buruk atau kesulitan belajar, ternyata memori otak kiri kurang maksimal. Mereka tidak bisa mengingat apa yang mereka pelajari.

Padahal umumnya anak-anak ini mempunyai otak kanan yang baik. Sayangnya, karena mereka terbiasa menggunakan otak kiri akibat pendidikan konvensional. Akibatnya, anak-anak ini jadi tidak bisa menggunakan kemampuan memori otak kanan bawaan lahirnya yang luar biasa untuk belajar karena terabaikan selama ini.

Nah, apa yang akan terjadi jika memori otak kanan anak-anak ini dikembangkan melalui training otak kanan? Mereka tiba-tiba akan menunjukkan kemampuan yang jauh berbeda dengan sebelumnya. Bahkan tak mengejutkan lagi bila anak dengan kemampuan belajar kurang bisa menjadi murid peringkat atas di kelasnya dalam sekejap serta memiliki imajinasi yang hebat.

Dan buku ini akan menjelaskan pada Anda secara mendetail mengapa hal ini sebenarnya bisa terjadi dengan mudah. Makoto Shichida telah membuktikan melalui metode ciptaannya di Akademi Anak Shichida di Jepang, kalau anak-anak yang memiliki cacat bawaan (buta ataupun tuli), autis, down sindrom, dan mengalami kerusakan otak sekalipun juga bisa melejitkan kemampuan otaknya, menyamai anak normal.

Shichida percaya bahwa lewat pendidikan otak kanan, anak dapat merasakan cinta, sehingga tidak akan melakukan bullying pada teman, lebih perhatian pada sesama, kreatif dan memiliki rasa kesatuan serta spiritual yang tinggi. Anak-anak yang dididik dengan metode pendidikan otak kanan bahkan menunjukkan kemampuan luar biasa seperti dapat menyembuhkan penyakit orang lain, memiliki kemampuan olahraga yang baik, meramal, kepekaan terhadap orang lain yang tinggi, dan memiliki memori fotografis seperti yang dimiliki para orang genius.

Buku ini sangat tepat untuk menjadi inspirasi bagi Anda para orang tua, pemerhati anak, dan pendidik yang ingin `menciptakan` suasana belajar yang lebih menyenangkan dan penuh kasih bagi anak. Dengan begitu, akan lahir generasi baru yang memiliki otak kanan dan kiri yang seimbang, dan menjadi `juru penyelamat` bagi setiap masalah yang dihadapi umat manusia di masa akan datang.