Mak Pinah dan anak-anaknya mulai mengerut. Di dalam dada mereka, bertalu-talu doa dikumandangkan; bahkan bukan cuma di dalam dada saja doa itu mengalir, tapi dari seluruh lubang pori-pori yang ada di sekujur tubuh mereka, doa-doa itu mengalir terpanjatkan.

Ini adalah sebuah kisah yang terinspirasi dari kisah nyata kebangkitan seorang gadis lugu dan keluarganya di daerah pedalaman Sumatera Selatan. Ketika Solasfiana, dan kedua adiknya, Isfahan dan Marsyapati serta ibundanya, Mak Pinah dituduh bermufakat dengan setan melalui ilmu hitam (santet) untuk mengumpulkan harta dan memperkaya diri. Warga dusun akhirnya mengusir mereka keluar dari dusun.

Terlunta-lunta tanpa tujuan dan tanpa bekal yang memadai, mereka berkelana keluar masuk kampung dan hutan hingga akhirnya takdir mengantarkan mereka pada sebuah kehidupan baru. Ada banyak pelajaran hidup yang mereka dapatkan dari peristiwa pahit tersebut.