Wafa layaknya meteor yang melesat keluar dari lintasan edarnya dalam ruang beku tak terbatas, menjejak angkasa yang sepi di antara miliaran bintang lainnya, yang tetap setia di garis edar takdirnya, menunggu sampai saatnya big crunsh tiba. Ia keluar mengarungi angkasa untuk menemukan tuhannya yang bersembunyi di balik jasad kemanusiannya.

Dalam perjalanannya Wafa mendapati makhluk-makhluk yang terseret dalam lubang black hole yang menghisap apa pun di sekitarnya. Ia mencoba merengkuhnya dengan penuh cinta dan rasa kemanusiaannya pada hakikat kehidupan. Wafa sadar bahwa gesekannya dengan atmosfir takdir akan meleburkannya dalam ketiadaan abadi.

Membangun satu keyakinan bahwa Tuhan masih tetap setiap kepada makhluknya yang mencari jalan kembali tidaklah semuah memecahkan batu walau sekeras apa pun. Perjuangan itu akan selalu terjal karena Wafa sadar sepenuhnya bahwa Tuhan ada di puncak segala singgasana di atas sana.