Siapa yang tak mengenal Nabi Ismail as? Ia adalah anak Nabi Ibrahim as., dari Siti
Hajar, yang diperintahkan Allah untuk mendiami lembah gersang tak bertanaman.
Namun, dengan cinta kasih-Nya, Allah menganugerahi mereka air Zamzam hingga
hiduplah daerah yang gersang itu. Nabi Ismail as., bertemu kembali dengan ayahnya di
Mekah setelah berusia dewasa.
Pertemuan anak dan ayah yang sekian lama berpisah itu sangat mengharukan.
Namun, belum puas melepas rindu, sang ayah harus kembali rela kehilangan karena
mendapat perintah dari Allah untuk menyembelih anak semata wayangnya itu.
Nabi Ismail as., seorang anak yang luar biasa sabar. Saat sang ayah meminta
pendapatnya untuk menyembelihnya, dengan santun ia berkata, "Wahai Ayahku,
lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu. Insya Allah, Ayah akan mendapatiku
sebagai seorang yang sabar." (QS. Ash-Shaaff aat [37]: 102). Subhanallah, Nabi Ismail as.,
mempersembahkan hidup dan matinya hanya untuk Allah semata.
Bisakah kita memiliki anak seperti Nabi Ismail as? Betapa Allah meninggikan
derajatnya dan melebihkan dirinya atas manusia yang lain pada masanya.
Lewat buku ini penulis mengajak pembaca bertamasya menyusuri lembar demi
lembar kehidupan Nabi Ibrahim as., yang menguatkan dan menjernihkan jiwa, hingga
kita temukan kunci bagaimana Nabi Ibrahim as., mendapat karunia Allah berupa anak
yang luar biasa seperti Nabi Ismail as.