Damar tahu sejak awal apa yang dilaluinya salah. Berjuang untuk hidup bersama adiknya, Danu, setelah kedua orangtua mereka bercerai membuat Damar terpaksa menentukan pilihan yang salah dalam hidupnya.
Andai rasa cinta bisa dengan mudah diredam dan dihentikan, tentu Damar akan memilih hidup tanpa cinta. Sayang, hal itu tak semudah yang dibayangkan, di tengah perjuangannya untuk melindungi Danu dan seorang gadis malang bernama Anka, yang belakangan mulai disayanginya. Damar harus tetap menyisakan sedikit ruang dalam hatinya untuk merasakan sakit, saat cinta perlahanlahan menyadarkannya bahwa ia tidak pantas menerima dan memberikan cinta.
Di saat cinta tak tergapai dengan sempurna, di saat harapan seketika sirna, mungkinkah penyesalan masih tetap berguna?
“Aku tak pernah menyesal mencintaimu, yang kusesalkan hanyalah kamu terluka karenanya.”