Setelah lolos dari penjara di Devil’s Island, Florent Quenu pulang ke kota asalnya, Paris. Akan tetapi, kota itu nyaris tidak dikenalinya lagi. Daerah-daerah pekerja telah digantikan dengan bulevar-bulevar lebar dan flat-flat borjuis. Florent menumpang tinggal pada keluarga adiknya di daerah pasar Les Halles yang baru dibangun dan segera pula dia terjerat dalam pusaran berbahaya dunia makanan dan politik. Di tengah intrik antara para pedagang pasar serta bahan-bahan makanan yang melimpah ruah itu, ada jurang yang sangat besar antara yang “gemuk” dan yang “kurus” atau istilah untuk si kaya dan si miskin, dan pada akhirnya hal ini menimbulkan ketegangan yang tidak terhindarkan. Di sepanjang jalan, gerobak-gerobak bergerak ke arah Paris, roda-rodanya berguncang memantulkan gema pada rumah-rumah yang terlelap di kiri dan kanan jalan di balik pohon-pohon elm yang tampak samar. Para pengemudi gerobak berbaring telungkup di atas sayur-mayur dan terkantuk-kantuk sambil menggenggam tali kekang, mantel panjang bergaris-garis tipis hitam dan abu-abu menutupi punggung mereka. Gemuruh gerobak-gerobak meninabobokan kota yang gelap itu dengan suara makanan yang sedang dalam perjalanan. Pasar-Pasar Kota Paris atau Le Ventre de Paris adalah novel ketiga dalam serial dua puluh volume karya Émile Zola Les Rougon-Macquart. Karya tersebut berlatar belakang di dalam dan sekitaran Les Halles, sebuah pasar padat di Paris pada abad ke-19.