Setiap manusia terlahir dalam keadaan suci, tak peduli apa pun sukunya, latar belakangnya, dan keturunannya. Selama manusia itu baru dilahirkan maka posisinya dalam keadaan suci, bersih dari segala dosa. Setiap manusia yang bersih dari dosa balasannya adalah surga. Maka sangatlah pantas jika pada awalnya bakat manusia itu cuma satu, yaitu calon penghuni surga. Pertumbuhanlah yang kemudian membuatnya berubah; ada yang tetap istikamah di atas jalan yang lurus, dan ada beberapa yang bergeser dari jalan-Nya. Seseorang yang terbiasa merasakan manisnya madu dan mengambil banyak manfaat darinya, lalu tiba-tiba mencicipi beberapa minuman yang mengandung racun dan akhirnya celaka, maka kebodohanlah yang membuatnya seperti itu. Beberapa nasihat dalam buku ini mengajak kita untuk selalu menyadari tentang keberadaan kita sebagai calon penghuni surga. Dilahirkan dalam keadaan suci dengan bakat calon penghuni surga, maka jangan pernah menyia-nyiakan bakat itu apalagi menguburnya. Bakat yang bisa saja hilang akibat terperdaya godaan setan. “Wahai anak cucu Adam. Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga.” (QS. Al-A’raf: 27)