Karakteristik budaya lokal pada Binmas Satgas Nemangkawi sudah terlihat pada pemberian nama “Noken” di belakang nama Binmas, menjadi Binmas Noken. Noken merupakan benda produk budaya Papua yang diakui seluruh suku maupun daerah di Tanah Papua. Noken bukan sekadar tempat untuk menyimpan dan membawa barang, tetapi lebih dari itu merupakan simbol pengakuan adat dan tradisi. Seperti noken, Satgas Binmas hadir di Papua untuk menampung keluh kesah, menjadi tempat bagi masyarakat untuk mengadukan berbagai persoalan. Bukan hanya menyangkut gangguan keamanan, penegakan hukum, tetapi juga persoalan-persoalan sosial ekonomi. Dalam masyarakat low trust, kehadiran Polri dalam rupa yang humanis diharapkan bisa merebut hati orang Papua. Perubahan besar yang terjadi di berbagai belahan dunia, pada kenyataannya masuk juga ke Papua. Dalam ketidaksiapan menerima perubahan akibat revolusi teknologi komunikasi yang turut mendorong disrupsi, kehadiran Binmas Noken hingga ke pelosok-pelosok daerah di Pegunungan Tengah Papua, menjadi jurus penangkal yang sangat efektif dalam menghadapi kegagapan informasi yang berkembang. Binmas Noken tidak hanya memperkenalkan pada masyarakat cara bercocok tanam dan beternak, mengedukasi melalui Polisi Pi Ajar, tetapi juga memberi kepastian informasi baik menyangkut kebijakan pemerintah maupun tentang berbagai peristiwa yang berkaitan dengan keberlangsungan hidup masyarakat. Kehadiran Binmas Noken yang membawa program-program implementatif, merupakan mekanisme people to people yang dilakukan Polri dalam membangun kepercayaan masyarakat. Kepercayaan itulah yang akan menimbulkan social trust dan pada gilirannya menumbuhkan nasionalisme dengan sebuah kesadaran bahwa Papua merupakan bagian tak terpisahkan dari Indonesia. —Irjen Pol Drs. Herry Rudolf Nahak, M.Si. Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Timur; Kepala Operasi Nemangkawi 2018-2019