Celurit Hujan Panas bersisi dua puluh kisah berlatar Madura. Ditulis oleh Zainul Muttaqin, penulis asli kelahiran Pulau Garam. Cerpen-cerpennya telah dimuat di berbagai media massa dan memenangkan beberapa kompetisi penulisan.
Tak hanya berkisah tentang carok, penulis juga bercerita tentang kobhung, bangunan khas Madura yang mulai tergerus modernisasi. Tentang seorang gadis yang berani dilabel sangkal (tidak laku) oleh warga karena menolak perjodohan yang diatur orang tua. Tentang mitos andeng, seekor ular raksasa yang minum di sungai setelah hujan turun.
Cerpen-cerpen di buku ini memberi suara baru tentang Madura yang selama ini jarang terdengar di kesusastraan Indonesia.