Lahir sebagai cucu Bung Karno dan anak Megawati Soekarnoputri memang salah satu fondasi kuat yang membentuk Puan Maharani menjadi sosok yang kita kenal sekarang, tapi ada banyak sisi lain dalam diri perempuan yang keluarganya berasal dari berbagai suku di nusantara ini. Meski awalnya enggan memasuki dunia politik dan memilih fokus mengurus keluarga, ternyata panggilan darah politik yang mengalir dalam dirinya akhirnya tak bisa dibendung. Puan Maharani memulai karier politiknya dari beragam penugasan kecil di PDI Perjuangan, menjadi legislator mewakili partai, membantu perjuangan rekan-rekan partai, menjalankan peran di eksekutif, sampai menjadi wakil rakyat dengan jumlah pemilih terbanyak dan dilantik menjadi Ketua DPR RI pada 2019. Buku ini menggambarkan perjalanan Puan dari kecil sampai saat buku ini ditulis, yaitu ketika menjabat sebagai pemimpin wakil rakyat. Beragam peristiwa signifikan yang dialami Puan, berikut pelajaran yang diambilnya, disajikan agar sosok Puan Maharani dapat dipahami publik dengan lebih tepat. Prolog: Puan Maharani Nakshatra Kusyala Devi adalah putri satu-satunya pasangan Taufiq Kiemas dan Megawati Soekarnoputri. Banyak yang mencoba mengulik arti nama indah pemberian orangtuanya ini. Sebagian menduga kata Puan diambil dari bahasa Melayu, yang merupakan panggilan sopan kepada perempuan. Ada juga yang mencoba mencari arti kata Puan dari bahasa Hawaii yang berarti bunga yang indah. Kata Maharani berasal dari bahasa Jawa yang bermakna permaisuri, ratu, atau perasaan pada keadilan. Sedangkan kata Nakshatra berasal dari bahasa Sansekerta yang terkait dengan bintang yang terkemuka; konon kata ini juga berarti orang yang pandai menulis atau ahli di bidang seni. Kata keempat dalam namanya, Kusyala, juga berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti terampil. Sehingga jika dirangkai arti namanya adalah ”ratu bak bunga indah yang terampil dan terkemuka”.