Buku ini adalah rekaman kejadian-kejadian sosial-politik, hukum, dan budaya dari sudut pandang praktisi hukum terkenal: Todung Mulya Lubis. Menurutnya, tahun 2009 adalah tahun yang tepat untuk mulai memberikan kontribusi terhadap kejadian-kejadian tersebut, terutama di era reformasi ini. Dalam buku ini, Todung secara kreatif dan cermat mencatat dan memberi impresi atas masalah hukum yang menjadi berita di Indonesia, sehingga buku ini dapat membantu melihat masalah hukum secara runut serta memberi pemahaman bagi pembacanya.
Menghabiskan masa kecl dan remaja di Pulau Sumatra. Selulus sekolah dasar di Jambi, ia melanjutkan ke sekolah menengah pertana di Pekanbaru, Riau, dan sekolah menengah atas di Medan. Kemudian ia hijrah ke Jakarta dan belajar di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Setelah itu ia melanjutkan ke Law School, University of California, Berkeley, USA dan Harvard Law School, Cambridge, Massachusetts, USA.Pengacara yang pernah masuk daftar cegah-tangkal di era pemerintahan Soeharti ini sangat tertarik pada dunia sastra. Saat dicekal ia dilarang tampil di berbagai forum. "Selama sekitar dua tahun saya tidak menulis, tidak mengajar, dan tidak ceramah," ungkap lelaki kelahiran 4 Juli 1949 di Muara Botung, Tapanuli Selatan ini.Selama menjadi mahasiswa, Todung aktif si sejumlah organisasi. Salah satunya adalah Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Di lembaga swadaya masyarakat (LSM) ini ia belajar mengasah kepekaan hati nurani. Kemudian ia mendirikan the Law Office of Mulya Lubis and Partners pada tahun 1991 yang sekarang lebih dikenal dengan nama Lubis Santosa and Maulana Law Offices.