Tuan Sharif terpaksa bekerja untuk Belanda karena ekonomi, kebutuhan keluarganya,
dia pada akhir-akhirnya menjadi seorang Federalist, orang yang dibendi para pejuang
kemerdekaan. Lebih dari itu,tidak hanya masyarakat yang membenci, anak yang sangat
dicintainya pun ikut membenci, anak yang sangat dicintainya pun ikut membenci dirinya.
Sharif sudah terperosok ke lubang yang begitu dalam. Dia sudah pasrah dengan keterpurukan
dan tekanan batin. Di saat seperti itu, menunggu beduk berbunyilah yang kembali menyadarkan
dirinya akan makna hidup.
Berlatar belakang masa penjajahan dan kemerdekaan, Hamka berhasil dengan apik menggelontorkan
alur cerita ini dengan baik dan menarik sehingga seakan-akan kita kembali ke suasana era perjuangan
mempertahankan kemerdekaan. Selamat Membaca.