Kehidupan Hyeyoo awalnya sangat sempurna. Setelah lulus SMA, ia kembali ke negeri asal ayahnya, Kim Jaeshin, Korea. Bertemu dengan sepupu menyebalkan namun baik hati, Jonghun. Menikmati hidup bersama ayah dan kakak yang sangat menyayanginya. Dan, merasakan cinta untuk pertama kalinya.

Sekian tahun tinggal di Jakarta, Hyeyoo tidak pernah berpikir ingin menjadi kekasih siapa pun. Tetapi, baru beberapa bulan hidup di Korea, ia sudah bertekuk lutut kepada seorang laki-laki bernama Song Jinki.

Namun, sebelum kebahagiaan hidup ia reguk, tiba-tiba petir derita menghantamnya di luar dugaan: ayah, kakak perempuan yang ia cintai, serta kakak sepupu yang menyayanginya, ternyata tak memiliki hubungan darah dengannya. Hyeyoo adalah orang lain. Ia bukan siapa-siapa.

Lantas, ia pun mengetahui bahwa ibunya adalah seorang muslim yang taat--yang bertolak belakang dengan dirinya yang selama ini tak percaya Tuhan, teguh, dan mandiri.
Sebelum meninggal, ibu kandung Hyeyoo memberi nama kepadanya Syifa, dengan harapan ia bisa menjadi obat baginya. Mampu mengobati perasaan dan menguatkan dalam menjalani hidup.

Itulah yang melandasi Hyeyoo meninggalkan Korea dan kembali ke Indonesia. Ia ingin mewujudkan keinginan ibunya, sekaligus mengobati luka hatinya dan menemukan Tuhan.
Bagaimana sikap orang-orang yang mengasihi Hyeyoo? Bagaimana reaksi Song Jinki, sang kekasih? Berhasilkah Hyeyoo menyembuhkan luka hatinya?

Sungguh, inilah novel menarik dan cerdas yang berhasil meramu tema cinta, kepercayaan, ketulusan, keteguhan, dan optimisme hidup!

Selamat membaca!