Katanya, yang penting itu inner beauty. Lantas, mengapa banyak orang yang menilai orang lain berdasarkan penampilan? Katanya, kecantikan itu bukan segalanya. Lantas, mengapa orang yang tidak mempunyai penampilan fisik sesuai standar masyarakat millennial malah mendapatkan body shamming? Tapi, jika benar fisik adalah segalanya, mengapa banyak orang berpenampilan sempurna di luar sana yang punya masalah rumit di kehidupannya?

Jadi … yang terpenting dalam hidup itu sebenarnya apa?

“Kalau aku jadi cantik … pasti aku lebih bahagia.”

Namanya Aphrodite, serupa dengan nama dewi kecantikan dari Yunani. Namun, ia mempunyai fisik yang di bawah standar ‘kecantikan’. Ia hanya ingin dapat pengakuan dari masyarakat bahwa dirinya pantas bersanding dengan Raja, si sempurna. Dan karena hal itu, dia melupakan impiannya selama ini.

“Odite, kamu itu cantik kalau kamu lebih menghargai diri sendiri.”

Raja, terlahir dengan segala kesempurnaan. Namun, berbanding terbalik dengan kehidupannya yang  selalu dikekang orang tua, tanpa satu orang pun tahu. Ia ingin seperti Odite yang selalu bisa menentukan jalan hidupnya. Dan juga, ingin membuat gadis yang disukainya itu lebih menghargai dirinya sendiri.

Mereka seperti berlari dalam lingkaran yang sama, terus mengejar sosok yang dicintai dari belakang, tanpa tahu semua yang ada di baliknya.