7disabled
Stok Tidak Tersedia
Atau
Tambah ke Daftar Keinginan

Beritahukan jika produk ini tersedia kembali
MENATA HATI SELEPAS LUKA-HC (Soft Cover)
oleh FITRI HANDAYANI, DKK

Ketersediaan : Stock tidak tersedia

Format : Soft Cover
ISBN13 : 9786025697272
Tanggal Terbit : 2019
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Mizan
Dimensi : 150 mm x 210 mm



Deskripsi:

Aku pernah mengutuki diri,
menyalahkan putusan yang pernah kuambil, dan
merasa bodoh tak dapat memprediksi akhir yang menyakitkanku.
Penyesalan itu pula yang membuatku trauma, menutup diri,
dan selalu memandang segala hal dari sudut pandang yang buruk.
Sampai akhirnya, aku tersadar, bahwa ada cara yang lebih arif.
Cara yang dapat membuatku mengikhlaskan masa lalu,
cara yang dapat membuatku memaafkan diriku sendiri,
dan, cara yang dapat membuatku berharap akan masa depan.
Sebab aku sadar, hidupku masih berlanjut, aku harus menyambut,
bukan menghindarinya.

Aku pernah mengutuki diri,

menyalahkan putusan yang pernah kuambil, dan
merasa bodoh tak dapat memprediksi akhir yang menyakitkanku.
Penyesalan itu pula yang membuatku trauma, menutup diri,
dan selalu memandang segala hal dari sudut pandang yang buruk.
Sampai akhirnya, aku tersadar, bahwa ada cara yang lebih arif.
Cara yang dapat membuatku mengikhlaskan masa lalu,
cara yang dapat membuatku memaafkan diriku sendiri,
dan, cara yang dapat membuatku berharap akan masa depan.
Sebab aku sadar, hidupku masih berlanjut, aku harus menyambut,
bukan menghindarinya.


Aku pernah mengutuki diri,
menyalahkan putusan yang pernah kuambil, dan
merasa bodoh tak dapat memprediksi akhir yang menyakitkanku.
Penyesalan itu pula yang membuatku trauma, menutup diri,
dan selalu memandang segala hal dari sudut pandang yang buruk.
Sampai akhirnya, aku tersadar, bahwa ada cara yang lebih arif.
Cara yang dapat membuatku mengikhlaskan masa lalu,
cara yang dapat membuatku memaafkan diriku sendiri,
dan, cara yang dapat membuatku berharap akan masa depan.
Sebab aku sadar, hidupku masih berlanjut, aku harus menyambut,
bukan menghindarinya.


Aku pernah mengutuki diri,
menyalahkan putusan yang pernah kuambil, dan
merasa bodoh tak dapat memprediksi akhir yang menyakitkanku.
Penyesalan itu pula yang membuatku trauma, menutup diri,
dan selalu memandang segala hal dari sudut pandang yang buruk.
Sampai akhirnya, aku tersadar, bahwa ada cara yang lebih arif.
Cara yang dapat membuatku mengikhlaskan masa lalu,
cara yang dapat membuatku memaafkan diriku sendiri,
dan, cara yang dapat membuatku berharap akan masa depan.
Sebab aku sadar, hidupku masih berlanjut, aku harus menyambut,
bukan menghindarinya.


Aku pernah mengutuki diri,
menyalahkan putusan yang pernah kuambil, dan
merasa bodoh tak dapat memprediksi akhir yang menyakitkanku.
Penyesalan itu pula yang membuatku trauma, menutup diri,
dan selalu memandang segala hal dari sudut pandang yang buruk.
Sampai akhirnya, aku tersadar, bahwa ada cara yang lebih arif.
Cara yang dapat membuatku mengikhlaskan masa lalu,
cara yang dapat membuatku memaafkan diriku sendiri,
dan, cara yang dapat membuatku berharap akan masa depan.
Sebab aku sadar, hidupku masih berlanjut, aku harus menyambut,
bukan menghindarinya.


Aku pernah mengutuki diri,
menyalahkan putusan yang pernah kuambil, dan
merasa bodoh tak dapat memprediksi akhir yang menyakitkanku.
Penyesalan itu pula yang membuatku trauma, menutup diri,
dan selalu memandang segala hal dari sudut pandang yang buruk.
Sampai akhirnya, aku tersadar, bahwa ada cara yang lebih arif.
Cara yang dapat membuatku mengikhlaskan masa lalu,
cara yang dapat membuatku memaafkan diriku sendiri,
dan, cara yang dapat membuatku berharap akan masa depan.
Sebab aku sadar, hidupku masih berlanjut, aku harus menyambut,
bukan menghindarinya.


Aku pernah mengutuki diri,
menyalahkan putusan yang pernah kuambil, dan
merasa bodoh tak dapat memprediksi akhir yang menyakitkanku.
Penyesalan itu pula yang membuatku trauma, menutup diri,
dan selalu memandang segala hal dari sudut pandang yang buruk.
Sampai akhirnya, aku tersadar, bahwa ada cara yang lebih arif.
Cara yang dapat membuatku mengikhlaskan masa lalu,
cara yang dapat membuatku memaafkan diriku sendiri,
dan, cara yang dapat membuatku berharap akan masa depan.
Sebab aku sadar, hidupku masih berlanjut, aku harus menyambut,
bukan menghindarinya.


Aku pernah mengutuki diri,
menyalahkan putusan yang pernah kuambil, dan
merasa bodoh tak dapat memprediksi akhir yang menyakitkanku.
Penyesalan itu pula yang membuatku trauma, menutup diri,
dan selalu memandang segala hal dari sudut pandang yang buruk.
Sampai akhirnya, aku tersadar, bahwa ada cara yang lebih arif.
Cara yang dapat membuatku mengikhlaskan masa lalu,
cara yang dapat membuatku memaafkan diriku sendiri,
dan, cara yang dapat membuatku berharap akan masa depan.
Sebab aku sadar, hidupku masih berlanjut, aku harus menyambut,
bukan menghindarinya.

 


Kategori dan Rangking Bestseller:

Review Konsumen:
5 -
4 -
3 -
2 -
1 -
Jadilah yang Pertama untuk Review
Tulis Review Anda
Tulis Review Anda