"Kehadiran novel ini membuat kita semakin yakin bahwa perjalanan takdir sejatinya selalu mempertemukan manusia dengan berbagai kebaikan."
- Indriyani Permatasari, pimpinan redaksi "Majalah Paras".
"Novel ini bertaburan nilai-nilai moral-religius. Sangat mungkin inilah ‘suara parau’ penulis yang coba digemakan untuk menyadarkan masyarakat yang mulai kehilangan pedoman hidup. Sangat layak untuk diapresiasi!"
- Billy Antoro, penulis, ketua Forum Lingkar Pena DKI Jakarta 2007-2008.
"Novel nan rancak. Alur ceritanya mengajar kita tentang hidup yang penuh warna dan liku. Membaca novel ini akan memperkaya wawasan kita tentang hidup. Novel yang perlu dibaca."
- Saiful Ardhi Imam, penulis novel “Bidadari Paderi”.
***
Untuk memperoleh sesuatu, biasanya harus mengorbankan yang lain. Pertanyaannya: sanggupkah kau menanggung penyesalan atas apa yang kau korbankan?
Sebuah novel tentang pencarian jati diri, cita-cita, dan cinta. Selamat membaca!
Ketika qalbu telah terpatri untuk selalu mengabdi kepada-nya, ketika itulah manusia akan mereguk cinta dari surga.