Setiap detik atau kejadian dalam hidup ini memang layak untuk diabadikan. Sebab pada dasarnya, banyak nilai hidup yang terpendam dari setiap hal yang telah kita lakukan. GusHar Wegig Pramudito, berusaha mengabadikan nilai-nilai hidup tersebut. Lewat 80 kisah inspiratif dan mencerahkannya, ia sengaja memotret kehidupan rakyat biasa. Baik dari masa kecil maupun dewasa, GusHar mampu menghadirkan kisah-kisah yang pada dasarnya biasa, namun justru terlihat berbeda ketika dilihat dari kacamata yang berbeda. Sebagai nostalgia kadang saya memposisikan diri seperti ketika masih hidup di desa itu. Kejadian yang saya alami saya pandang seolah-olah saya berada di sana. Kenangan itulah yang saya tulis, ya, GusHar sengaja bernostalgia dengan karyanya kali ini. Ajaknya, â€�"Jika Anda pernah hidup dalam kultur ndeso, mari bernostalgia bersama saya. Jika Anda belum pernah, mari kita baca makna hidup ini bersama saya. GusHar telah mengabadikan banyak hal ke dalam beberapa kisah, yang menggiring kita untuk lebih tajam dalam menelaah lika-liku kehidupan ini, di antaranya: - Falsafah GusHar tentang kisah Pelacur dan Seekor Anjing - Kisah reflektif dalam ritual padusan - Kenakalan masa kanak-kanak di bulan puasa - Renungan metode ALP (Adult Learning Principle) GusHar Wegig Pramudito adalah nama pena dari Agus Suharsono. Ia termasuk dari salah satu seratus penulis esai terbaik buku HARUS BISA! Seni memimpin ala SBY karangan Dr. Dino Patti Djalal, dan turut diundang dalam acara dialog kepemimpinan bagi generasi muda dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada bulan Februari 2009 di Jakarta. ''Kisah-kisah GusHar ini bukan cuma inspirasi tetapi juga artefak. Jejak kearifan dan jejak sejarah berkumpul menjadi satu. Asyik!'' (Prie GS, budayawan, pembicara ''refleksi'' di SmartFM Network dan di Motivatalk Sun TV