Siapa yang enggak jatuh cinta sama kisah Harry Potter-nya J.K Rowling? Pasti penulis buku ini, Aulia Oktadiputri Listiyadhi, terinspirasi Harry Potter saat menuliskan cerita ini.

Martha bersekolah di sekolah sihir keren bernama Golden Magic School. Di sana, ia bersama kelima temannya; Melody, Tivanna, Moniq, Brenda, dan Dakota sedang giat berlatih untuk Magic Festival. Magic Festival adalah ajang mengukur kemampuan sihir antarsiswa GMS. Pemenangnya akan mendapatkan ekstra ilmu sihir dari sebuah magic crystal. Dan, setiap kali berhasil menang atas tim lawan, tim pemenang akan mendapatkan ekstra ilmu sihir. Dalam Magic Festival kali ini ada 16 tim yang akan ikut. Semua tim tersebut akan terseleksi saat melawan tim lainnya. Oleh karena itu, tim Martha berlatih dengan giat.

Singkat cerita, tim Martha berhasil menyingkirkan lawan-lawannya. Setelah berhasil mengalahkan tim Angel pada babak penentuan, tim Martha mendapatkan ekstra sihir dari Magic Crystal berwarna biru.

Setelah kemenangan tim Martha dalam Magic Festival, muncul suatu keanehan. Tivanna, anggota tim Martha, berubah. Sikapnya berubah dingin. Berbagai kejanggalan atas sikap Tivanna pun muncul.

Ada apakah gerangan?

Berkat pohon ek di dekat rumah Root, anak paman dan bibi Martha, Martha berhasil menyingkap perubahan sikap Tivanna.

Aulia Oktadiputri Listiyadhi masih berusia 12 tahun saat menulis buku ini. Ide cerita dan gaya penulisannya yang menarik menjadikan buku ini direkomendasikan untuk dibaca.

Happy reading!