“Warisan beliau tidak berupa gedung, tidak berupa kekayaan materi, tidak berupa kekayaan sawah dan ladang. Warisan beliau merupakan satu “akhlaaqul kariimah” yang besar yang terkandung di dadanya, berani merintis dan berani berkorban untuk cita-cita hendak mengabdi kepada Allah Subhanahu wata’ala, bersama-sama dengan orang lain. Malah sebatang kara pun beliau bersedia maju ke depan. Jikalau ada bahaya yang hendak dihadapi, berpantang beliau mengericingkan mata, jikalau terletak haq. Beliau berani "uzlah" daripada yang bathil, jikalau beliau tidak kuat untuk menantang yang bathil itu sendiri, bila perlu. Sesuai dengan firman Allah Subhanahu wata’ala.” (Muhammad Natsir) Syaikhah Hj. Rangkayo Rahmah El Yunusiyyah (1900-1969) merupakan salah satu pahlawan wanita Indonesia yang dengan hijab syar’i-nya tak membatasi segala aktivitas dan semangat perjuangannya. Rahmah, begitu ia biasa dipanggil adalah seorang guru, pejuang pendidik, pendiri sekolah Islam wanita pertama di Indonesia, aktivis kemanusiaan, anggota parlemen wanita RI, dan pejuang kemerdekaan RI. Ketika Rahmah bersekolah dengan bercampurnya murid laki-laki dan perempuan di satu kelas yang sama menjadikan perempuan tidak bebas dalam mengutarakan pendapat dan menggunakan haknya dalam belajar. Ia mengamati banyak masalah perempuan terutama dalam perspektif fikih yang tidak dijelaskan secara rinci oleh guru yang notabene adalah laki-laki, sementara murid perempuan enggan bertanya. Kemudian Rahmah mempelajari fikih lebih dalam kepada Abdul Karim Amrullah di Surau Jembatan Besi dan tercatat sebagai murid pertama perempuan sebagaimana yang tercatat oleh Buya Hamka. Rahmah mendirikan Madrasah Dinniyah Lil Banaat (Perguruan Diniyyah Puteri) di Padang Panjang sebagai sekolah agama Islam khusus wanita pertama di Indonesia. Ia menginginkan agar perempuan memperoleh pendidikan yang sesuai dengan fitrah mereka dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Selling Point: Buku ini berisi catatan sejarah tentang Bunda Rahmah El Yunusiyyah merupakan salah satu pahlawan wanita Indonesia yang dengan hijab syar’inya tak membatasi segala aktivitas dan semangat perjuangannya. Mulai dari silsilah keluarga, kehidupan beliau, perjuangannya, hingga beliau wafat. Di dalamnya juga berisi dokumentasi kliping dan foto bukti perjuangan beliau semasa hidupnya.