Kepada dunia; tempat segala teduh meneduh, semoga selamanya kamu adalah tempat rinduku berbagi ruang. Dan kita adalah apa-apa, yang selama ini dinantikan pulang.   “Rasanya seperti embusan angin segar saat membaca antologi puisi Semoga Menjadi Iya karya Khansa ini. Tidak hanya tulisannya yang indah dan lugas, tetapi juga ilustrasi yang dipilih untuk menggambarkan setiap puisinya, terasa pas. Good job, Khansa! Senang sekali melihat teman muda seperti kamu berkarya dan berkomitmen memajukan literasi di kalangan anak muda.” —Ayunda Faza Maudya (Maudy Ayunda), B.A., M.A., M.B.A., aktris, penyanyi, dan penulis   “Membaca buku ini sama dengan menyelami pikiran, suasana kebatinan, & cita-cita sang penulis yang sangat manusiawi penuh kasih.” —Ganjar Pranowo, S.H., M.IP., Gubernur Jawa Tengah dan Calon Presiden RI 2024   “Semoga Menjadi Iya … oleh penyair, huruf-huruf menjelma kata engkau, cinta, dan rindu. Pada pembaca, larik-larik puisi menjelma aku, rasa, dan asa. Selamat atas karya terbarunya, Israkhansa!” —Asma Nadia, penulis novel best seller   “Karya yang dihasilkan Khansa ini bagus sekali, yang saya tangkap makna puisi-puisinya dalam banget, ya. Tulisannya di buku Semoga Menjadi Iya jika kita bandingkan dengan yang ada pada buku sebelumnya, Usai Sebelum Dimulai, juga sangat tampak lebih dewasa. Keren, hebat!” —Elfonda Mekel (Once Mekel), S.H., musisi legendaris, penyanyi, publik figur, dan mantan vokalis Dewa 19   “Buku ini cocok buat orang yang pernah ngalamin jatuh cinta tapi enggak pernah bisa nyatu. Gimana lo bisa menyikapi dengan baik dan bisa tabah atas takdir itu, semua ada di buku ini.” —Muhammad Arfiza Shahab (Umay Shahab), S.I.Kom., aktor, penyanyi, dan sutradara muda