Mama memandangi anak lelakinya yang tertidur pulas karena masih di bawah pengaruh obat bius
tersebut. Sudut matanya menghangat, haru melihat perjuangan buah hatinya dalam melawan
apendisitis (radang usus buntu) kronis selama empat tahun. Mata jagoannya itu masih terpejam saat
suster datang untuk menyuntikkan obat anti nyeri.
Malam harinya, perut mama berbunyi minta diisi. Saat mama menikmati martabak telur bersama Mbah
Kakung, Firdaus bangun dan menanyakan sesuatu. Mama dan Mbah Kakung sama-sama tercengang
mendengar pertanyaan Firdaus. Wah, kira-kira ... apa, sih, yang ditanyakan oleh Firdaus begitu ia
siuman? Mengapa Mbah Kakung semakin yakin dalam menjalankan sebuah rahasia agung setelah
mendengar pertanyaan cucunya itu?
Yuk, temukan semua jawabannya dalam buku novel anak Islami ini.