Moses and Monotheism bukanlah buku yang terbilang mudah untuk ditulis atau dipublikasikan oleh Freud. Ia mulai menuliskan buku ini pada tahun 1930-an saat ia masih menetap di Wina, ia sadar betul bahwa apabila ia memublikasikan buku ini maka ia harus bersedia merekam kebencian dari Gereja Katolik Austria. Bagaimanapun, buku ini lebih menekankan pada beberapa hal yang aneh dan cenderung agak mengganggu. Dan, yang paling mengejutkan, dikatakan bahwa Musa sendiri bukanlah seorang Yahudi. Selain itu, Freud juga mengatakan dalam buku ini bahwa gagasan monoteisme bukanlah berasal dari agama Yahudi, melainkan adalah penemuan Mesir—yang diturunkan dari pemujaan Dewa Matahari Mesir bernama Aton.
Lantas, bagaimana Freud bisa berasumsi demikian? Buku ini menjabarkan pikiran-pikiran yang tak biasa. Selamat membaca!
Sigmund Freud adalah nama besar yang telah meninggalkan jejak-jejak pemikirannya pada kultur modern kita. Majalah Time tiga kali meliput dokter dari Austria itu sebagai cover story, pada tahun 1924, 1939 (tahun kematiannya), dan 1993. Bahkan, menjelang pergantian abad, majalah tersebut menobatkannya sebagai satu dari seratus tokoh yang paling berpengaruh sepanjang abad ke-20.