Siapa sangka, hidup Keisya yang awalnya terasa baik-baik saja seketika berubah.
Bayangkan! Dirinya yang masih duduk di bangku SMA harus menikah karena sebuah
perjodohan yang dilakukan orangtuanya. Jika kalian berpikir dirinya dijodohkan hanya
karena kekurangan ekonomi, kalian salah. Alasannya, hanya karena persahabatan yang
terjalin lama antara orangtua Keisya dengan orangtua si cowok.
Terdengar konyol dan tidak masuk akal memang. Menikah di usia muda, bahkan masih
duduk di kelas 12. Tapi itu benar-benar terjadi di hidupnya. Semua makin terasa tidak
biasa saat Keisya tahu siapa calon suaminya tersebut. Ya, dia orang yang menjadi urutan
paling pertama yang harus dijauhinya selama ini. Saat itu, Keisya berpikir dirinya hanya perlu pasrah menerima, menjalani, lalu pergi,
dan hidupnya akan kembali bebas seperti remaja lainnya. Tapi, semua alur berubah di
saat perasaan mulai ikut campur.
Akankah mereka yang sama-sama masih mengenakan seragam putih abu-abu mampu
untuk mempertahankan kehidupan rumah tangga yang tidak biasa ini?