Lelaki Tua dan Laut: Ketika Kekalahan Begitu Melegakan
Oleh Nurhasanah
Sudah lama saya ingin membaca Lelaki Tua dan Laut yang disebut-sebut sebagai karya terbaik Ernest Hemingway. Siapa yang tak kenal Ernest Hemingway? Sastrawan kelas dunia ini meraih Hadiah Nobel karena novel ini. Novel yang ditulis berdasarkan pengalaman pribadi Hemingway ini adalah bacaan wajib bagi setiap penikmat sastra, terutama karena reputasinya sebagai novel international bestseller dan telah difilmkan berkali-kali.
Halaman-halaman awal Lelaki Tua dan Laut sangat menarik. Dikisahkan tentang hubungan seorang nelayan tua dan seorang anak lelaki yang saling menyayangi. Anak lelaki itu ingin sekali melaut lagi bersama nelayan tua itu karena ia banyak belajar darinya. Namun, kesialan nelayan tua itu yang jarang menangkap ikan membuat orang tua si anak lelaki tak membolehkannya. Mereka memiliki khayalan tentang sepanci nasi kuning dan jala.
“Kau punya makanan apa?” tanya anak lelaki itu.
“Sepanci nasi kuning dengan ikan. Kau mau makan?”
“Tidak. Aku akan makan di rumah. Apa kau ingin aku menyalakan api?”
“Tidak. Aku akan menyalakannya nanti. Atau aku makan nasi dingin saja.”
“Boleh aku mengambil jala?”
“Tentu.”
Tidak ada jala. Anak lelaki itu ingat saat mereka menjualnya. Tapi mereka bertahan dengan khayalan itu setiap hari. Tidak ada sepanci nasi kuning atau ikan. Anak lelaki itu mengetahuinya juga.
Bagaimana bisa sebuah khayalan
... Baca Selengkapnya