Zaira, tokoh utama dalam cerita ini telah melewati berbagai tahap kehidupan. Mulai dari bergelimangan harta, ketenaran sampai pada titik yang paling fatal: kehilangan akal sehatnya. Pada saat manusia kehilangan harapan maka yang ada hanya kepasrahan. Lebih baik mati daripada hidup tanpa harapan. Tapi, apa jadinya jika upaya mendapatkan kematian itu pun tak lagi bisa dilakukan?
Takdir berbicara. Tuhan ada di hati kita. Semoga kita semua tidak lupa pada hati nurani dan berhenti mencari karena dengan mencari kita tidak menemukan apa-apa. Dengan kepasrahan, dalam keheningan, Zaira justru menemukan kebenaran yang hakiki dan persahabatan dengan Tuhan
Novel ini pada hakikatnya mengajak kita semua untuk memahami bahwa dunia ini bisa menjadi tempat yang lebih nyaman untuk dinikmati. Bahwa di balik semua perbedaan-perbedaan yang ada, semua manusia sebetulnya sama. Mengubah pandangan kita terhadap segala bentuk cobaan dan penderitaan. Mengantarkan kita pada kehidupan yang lebih sederhana. Begitu sederhananya, sehingga dalam keheningan sekalipun kita mampu mendengar dan belajar mengenai kehidupan yang sejati.
Aku lahir di Jakarta 5 Agustus 1969 dengan nama Zara Zettira Zainuddin Ramadai. Almarhum ayahku berdarah Minang - Jawa dan Ibu berdarah Tiong hoa (Cina peranakan). Aku dibesarkan di kawasan Menteng dan menimba ilmu sejak TK sampai SMA di Sekolah St. Theresia Haji Agus Salim serta menamatkan SMA di Ora Et Labora Pondok Indah. Aku meneruskan kuliah di Universitas Indonesia Fakultas Psikologi hingga tahun ke empat. Sebelum menamatkan kuliah, hatiku terpanggil untuk mendedikasikan diri pada dunia penulisan.
Niat ini membawaku ke Los Angeles mengikuti short course produksi film dan penulisan scenario selama 8 bulan. Sekembalinya ke tanah air, sinetron pertamaku dengan judul JANJIKU berhasil masuk dalam jajaran sinetron Indonesia ber-rating tertinggi pada masa itu. Selanjutnya aku mengkhusukan diri pada sinetron bernuansa spiritual seperti sinetron ramadhan (Hikmah 1, Hikmah 2, Iklas, Zahra diantaranya) dan legenda Malin Kundang serta DIA yang bertahan selama tiga thun masa penayangan atau lebih dari 150 episode.
Tahun 1998 Aku dan suamiku, Zsolt Zsemba pindah dan menetap di Canada hingga saat ini. Kami dikarunia 2 anak yang sekarang berusia 13 tahun dan 7 tahun pada tahun 2008 ini. Anakku perempuan dan laki-laki, mereka menempati rumah di daerah "country" di sebelah utara kota Toronto, Canada. ...