"Sebuah novel tentang sosok ibu yang rela menanggalkan jati dirinya--sebagai ibu--demi kebahagiaan sang anak. Menggetarkan."
Sirin M.K., Penulis Novel Doa Cinta
Seorang ibu akan merasakan denyut jantung anaknya sekalipun terhalang gunung dan lautan. Sejatinya - sejak dalam buaian - anak dirawat dan tak jauh dari belaiannya sendiri. Tapi garis nasib tidak selamanya berupa garis lurus dan titik akhir yang menyenangkan. Marni - tokoh dalam kisah ini - tipe ibu yang tak semujur itu.
Dalam sepenggal kisah - bagaimana sebilah belati yang mengantarkan ia masuk penjara - juga menjadi titik awal bagaimana ia harus bergulat menghidupi diri dan membesarkan anak tercintanya dengan merahasiakan jati dirinya. Di sebuah Panti Asuhan, ia menjadi ibu bagi anak-anak yatim termasuk anaknya sendiri tanpa disadari buah hatinya itu. Ia terpaksa bersandiwara karena tak mampu mengelak dari deraan gelisah dan rasa bersalah : membuat darah dagingnya sendiri menjadi yatim. Di sanalah, keceriaan dan kedekatan dengan belahan jiwanya, selalu ditebus dengan sayatan air mata di relung jiwanya.
Butir-butir hikmah yang terserak di penjara telah berhasil membuat Marni setegar karang. Namun sanggupkah ia terus bersandiwara di depan anaknya?