Setiap agama besar pasti memiliki penjelasan mengenai cara Tuhan menciptakan alam semesta. Meski begitu, yang terpenting bukanlah cara Tuhan melakukannya, tetapi alasannya. Sebagai seorang ekonom dan pebisnis, Paul Zane Pilzer menggunakan hidupnya untuk menjelaskan cara orang dapat menjadi kaya. Saat ini tersebar anggapan bahwa ada yang salah dengan kesuksesan ekonomi perorangan. Orang-orang yang menjadi kaya karena melakukan pengorbanan diri yang luar biasa kadang merasa bersalah dengan kesuksesan mereka - dan sering menurunkan rasa bersalah itu kepada anak-anak mereka. Dan parahnya lagi, orang-orang yang tidak berhasil mencapai kesuksesan saat pertama kali mencoba kadang tidak mau mencoba lagi.Banyak orang merasa yakin bahwa mereka harus memiliki kekayaan terutama untuk memperoleh kenyamanan mereka sendiri atau keluarga mereka. Itu pandangan yang sangat picik. Tuhan sungguh menginginkan kita menjadi kaya dalam segala hal - kesehatan, kasih sayang, kedamaian batin, serta kekayaan materiil. Meskipun demikian, Tuhan menginginkan semua itu bukan untuk diri kita sendiri, namun untuk seluruh umat manusia. Alasannya adalah bahwa peningkatan kekayaan seseorang hampir selalu mencerminkan peningkatan kekayaan yang bahkan lebih besar dalam masyarakat secara luas. Hal itu terutama berlaku di zaman ekonomi modern seperti sekarang, di mana imbalan finansial perorangan terbesar semakin sering diberikan kepada orang-orang yang memberikan dampak positif terbesar bagi masyarakat. Paul Zane Pilzer mengupas topik di atas dengan bantuan artikel-artikel pendek yang memaparkan (1) sisi historis perkembangan teori ekonomi yang sangat mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah dalam bidang ekonomi / industri / perdagangan, (2) kinerja ekonomi / bisnis perusahaan-perusahaan internasional di berbagai bidang, antara lain, bidang IT, ritel, manufaktur, perbankan, real estat, (3) prediksi kondisi ekonomi dunia di masa depan, dll.