oleh Haya Aliya Zaki pada Rabu, 26 Maret 2008

Tabir yang selama ini tertutup rapat, terkuak sudah. Semua telah jelas di mata Ranita. Ia bukanlah anak kandung papa dan mama! Ranita tidak menyimpan amarah kenapa mereka harus berahasia. Yang ada hanyalah rasa tidak pantas. Ya, ia adalah anak yang dipungut dari tong sampah enam belas tahun lalu. Papa dan mama membesarkan Ranita dengan kasih tak terkira. Namun apa balas darinya? Penyakit thalassemia yang diderita Ranita merampas begitu banyak kepentingan orang di rumah itu. Gara-gara penyakitnya, keuangan keluarga menjadi tersendat. Toni (kakaknya), harus mengubur impiannya dalam-dalam untuk kuliah karena mendahulukan operasi ginjal Ranita. Cukup sudah! Ranita memutuskan untuk pergi. Tapi kemana? Ia tak punya siapa-siapa di luar sana. Akankah Ranita meninggalkan keluarga yang menyayangi dan disayanginya? Sobat muda, simak saja kisah selengkapnya dalam cerpen Jangan Pergi, Ranita. Menyentuh!
Berikutnya, cerpen Cewek Matre, yang juga menjadi judul andalan buku ini, tampil dengan gaya ringan dan kocak. Roni jatuh hati setengah mati pada Kiki. Entah setan apa yang melintas, sehingga Roni bisa kesengsem sama cewek matre itu. Yah, mungkin benar kata orang. Cinta itu buta, atau lebih tepatnya, cinta itu tolol. Setelah kantong Roni dikuras, Kiki meninggalkan Roni begitu saja. Tentu Roni tidak terima. Diam-diam ia menyusun rencana. Roni ingin memberi ... Baca Selengkapnya