”Nduk, jadilah seperti bintang, menyinari tanpa pamrih. Kelak jadilah penerang bagi keluargamu, juga semua orang yang ada di sekelilingmu. Jadilah orang yang berguna untuk sesama. Jadilah seperti bintang di langit.”

Lintang namaku. Aku tak tahu, mengapa orang tuaku memberi nama itu. Mungkin ini harapan mereka agar kelak hidupku bersinar layaknya bintang di langit. Namun, takdir Tuhan berkata lain. Nasibku tak pernah benar-benar bersinar. Sejak kecil ujian demi ujian menjadi bagian tak terpisah dari hidupku. Tidakkah Tuhan mendengar tiap cucuran air mata dalam doaku? Atau apakah ini balasan karena aku sering mengabaikan-Nya? Sungguh berat beban yang harus kutanggung Ya Tuhan, masih belum cukupkah segala derita ini untuk menebus dosa-dosaku?

Kisah dalam novel ini diangkat dari kisah nyata seorang wanita yang telah menghadapi berbagai ujian dalam hidupnya namun ia tetap tegar dan bersabar. Ia harus berhadapan dengan suami yang tidak peka hatinya, satu orang anaknya mengalami kelainan mental dan akhirnya meninggal dalam usia belia, anaknya yang lain lahir dengan fisik yang kurang sempurna, cercaan dan fitnah datang bertubi-tubi, depresi menjadi bagian hidupnya, bahkan beberapa kali nyawanya nyaris melayang. Namun, ia selalu memupuk keyakinan dalam jiwanya bahwa setiap ujian pasti ada jalan keluarnya. Kisah ini memberi pelajaran pada kita bahwa keluarga adalah harta paling berharga dan harus dijaga walau harus melewati duri-duri tajam.