Di atas kipas sutra tertera kehidupan mereka.Pengikatan kaki, pernikahan, kelahiran, kematian,kebahagiaan dan pengkhianatan.Janji setia sepasang laotong.Bunga Salju dan Lily adalah sepasang laotong, kembaran sehati. Bersama mereka melalui hari-hari sebagai gadis kecil, remaja, hingga dewasa. Bersama mereka melewati masa-masa menyakitkan saat kaki diikat.
Meski jarak terentang, mereka menyatu dalam ikatan sebuah kipas sutra berhias nu shu, tulisan rahasia kaum wanita. Namun nu shu pemersatu justru mengkhianati mereka, mencerai-beraikan dua hati.Dalam Snow Flower, Lisa See menyampaikan cerita menawan tentang kehidupan wanita Cina yang serba terkekang pada abad ke-19. Melalui Bunga Salju dan Lily, terkuak tradisi pengikatan kaki untuk mendapatkan bentuk lotus yang suci, juga ikatan laotong yang lebih erat daripada pernikahan. Tapi, apa jadinya jika kembaran sehati tak lagi saling bertaut?
Tak Hanya dengan Khayalan dan Kelihaian Menulis, Pengalaman Jauh Lebih Berharga
olehSetya Nurul FaizinpadaSabtu, 20 Desember 2008
"Hanya novelis terbaiklah yang bisa menulis kisah seperti ini" --Arthur Golden (penulis Memoirs of a Geisha)
Sebagai seorang laki-laki, aku berani menangis saat membaca novel ini. Mungkin selamanya aku tidak akan menjadi seorang pembaca yang merendahkan penilaianku terhadap sebuah buku hanya karena masalah sensitif maupun teknis saja sementara keindahan yang ditawarkan buku tersebut cukup dalam merasuki alam bawah sadarku.
Sama seperti ketika beberapa orang mengkritik Laskar Pelangi yang lemah dari segi kesusastraan (kata mereka), atau saat beberapa orang berani menurunkan nilai serendah mungkin hanya karena ada sebuah pernyataan yang bertentangan dengan prinsipnya, aku lebih berani mereduksi semua itu. Pesona dan manfaat sebuah buku bagiku tidak sedangkal untuk dibaca dan dikritik untuk kemudian dicinta atau dibenci. Hakikat sebuah buku bagiku adalah ibarat seorang anak yang lahir dari rahim seorang ibu (penulis). Atau seperti sebuah hasil dari sebuah proses panjang, tak peduli berupa manis ataupun pahit bagi penulis, namun berwujud kemasan tersendiri bagi para pembacanya. Hal itu sangat kurasakan saat membaca "Snow Flower" karya Lisa See. Terlebih saat sang kreator menyertakan perjalanan jauhnya, kerja kerasnya, dalam melahirkan buku tersebut.
Mengisahkan tentang kehidupan di Cina kuno sebelum abad ke-19. Dengan tema menarik tentang tradisi pengikatan kaki untuk gadis kecil Cina, dan nu shu sebagai warisan tua ... Baca Selengkapnya