normal
No Image Available
20%
OFF
Tambah ke Keranjang Belanja
Atau
Tambah ke Daftar Keinginan

Etnis Cina Perantauan di Aceh (Soft Cover)
oleh A. Rani Usman

Harga Resmi : Rp. 95.000
Harga : Rp. 76.000 (20% OFF)

Ketersediaan : Stock di Gudang Supplier

Format : Soft Cover
ISBN13 : 9789794617083
Tanggal Terbit : April 2009
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Yayasan Obor
Dimensi : 150 mm x 230 mm



Deskripsi:
Hubungan antara Indonesia, khususnya Aceh dengan Dataran Cina dimulai semenjak lancarnya transportasi laut. Kontak budaya antara Cina dan Aceh secara diplomasi diawali pada abad 13 dan 15 M. Pada suatu lawatan utusan diplomat Cina pergi ke Aceh menyerahkan Lonceng Cakradonya kepada Raja Aceh pada tahun 1409 M, sebagai lambang persahabatan. Sebaliknya Raja Aceh mengirimkan utusan Aceh (Duta Besar) ke Cina yaitu Zainal Abidin dan khususya pada musim dingin tahun ke 1413 berlayarlah utusan Cina ke Samudra termasuk ke Aceh. Hubungan diplomasi dibarengi dengan hubungan bisnis yang saling menguntungkan sehingga kedua bangsa tersebut terjalin atas dasar saling menghargai. Selanjutnya setelah terjadi kekacauan politik dan ekonomi di Daratan Cina, sehingga mengakibatkan migrasi besar-besaran orang Tiongkok ke Nanyang (Asia Tenggara), sehingga masyarakat Cina terpaksa mengadu nasibnya di Nusantara dengan bekerja apa saja asal dapat mempertahankan hidupnya di perantauan. Bekerja tanpa kenal lelah membuat etnis Cina perantauan berhasil dalam bidang ekonomi, politik dan budaya. Fenomena tersebut terlihat etnis Cina dipandang oleh Belanda sebagai kelas menengah bersama Timur Asing lainnya. Di bidang politik etnis Cina dapat menyatukan dirinya dengan pemerintah setempat seraya mempertahankan edentitas kecinaan mereka. Sedangkan identitas Cina sebelum dan setelah kemerdekaan Indonesia mempnyai identitas ganda yaitu identitas Indonesia dan Cina. Pada masa revolusi kebudayaan di Cina pada tahun 1966 terjadi perubahan besar-besaran di Cina dan berpengaruh terhadap Cina di Indonesia. Karena waktu itu etnis Cina dianggap berhaluan komunis. Sedangkan komunis adalah sangat dibenci di Indonesia. Akhirnya pudarlah kebudayaan Cina termasuk di Aceh. Etnis Cina di Aceh pada peristiwa komunis mereka sebagian hijrah ke Medan Sumatra Utara dan pulang ke daratan Cina. Dan yang lainnya menetap di Aceh. Etnis Cina di Aceh mayoritas suku Khek, dan berbahasa Khek bersama etnis mereka. Sedangkan bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa kedua. Dan sebagian dari mereka dapat berbahasa Aceh bila bermitra bisnis dengan orang Aceh. Etnis Cina yang tinggal di tempat pecinaan sangat sedikit yang dapat berbahasa Aceh.

Kategori dan Rangking Bestseller:

Buku Lainnya oleh A. Rani Usman:
Halaman 1 dari 1
No Image Available
(Soft Cover)
oleh A. Rani Usman
Stock tidak tersedia

Review Konsumen:
5 -
4 -
3 -
2 -
1 -
Jadilah yang Pertama untuk Review
Tulis Review Anda
Tulis Review Anda