Setelah kematian Arif Wibawa, sang Serpihan Mutiara Retak, Adelia sakit jiwa dan Pratiwi merana. Meskipun dirinya sendiri menderita, Pratiwi bersama Ir. Alex Rinaldi membuktikan bahwa kekuatan cinta kasih mampu menyembuhkan Adelia, sekaligus mengubah pribadinya yang rapuh menjadi tegar. Peranan anak-anak asuh tak bisa diabaikan. Mereka meniupkan angin segar ke dalam hari-hari Adelia yang kini penuh semangat dan cita-cita. Anehnya, kekurangajaran Jodi menyebabkan Lexi justru beruntung, karena cintanya pada Adelia tidak bertepuk sebelah tangan. Meskipun begitu Adelia punya pendirian lain tentang perkawinan. Bahtiar muncul di sini membawa warna baru. "Adelia telah memilih jalan hidup yang baik. Aku setuju atas pilihannya," Bagaimana akhir hubungan Arfian dan Pratiwi serta Lexi dan Adelia? Sementara bayang-bayang maut menghantui kedamaian hubungan Arfian dengan Pratiwi. Dan, bagaimana nasib bayi yang lahir prematur-insan masa depan yang butuh kasih sayang?
Lahir di Yogyakarta, 8 Januari 1948. Novelis yang juga aktif menulis cerita film dan skenario film ini memulai karier kepengarangannya dengan menulis cerpen. Cerpen pertamanya dimuat di harian Sinar Harapan pada tahun 1965. Tahun 1970 cerita bersambungnya dimuat di majalah Varia. Dua novelnya telah difilmkan. Serpihan Mutiara Ratak dan Pondok Cina di Atas Angin. Salah satunya, Serpihan Mutiara Retak, meraih penghargaan Piala Antemas pada tahun 1985.