Perubahan terbesar dalam profesi akuntansi di dunia, termasuk Indonesia, terjadi dalam setengah abad terakhir. Setengah Abad Profesi Akuntansi menyajikan dinamika perjalanan panjang dari the Big Eight (delapan kantor akuntan peringkat teratas) pada akhir tahun 1950-an sampai menjadi the Big Four (empat besar) pada awal milenium ini. Perjalanan panjang ini diistilahkan oleh Penulis seperti judul film, Four Weddings and a Funeral, yaitu melalui empat merger maha besar dan satu kematian. Dari Panggung dunia, pembahasan beralih kepada profesi akuntansi di Indonesia dalam 50 tahun terakhir. Sekilas balik, buku ini mengulas keadaan profesi akuntansi di zaman penjajahan Belanda, lengkap dengan daftar kantor-kantor akuntan Belanda. Ini diikuti dengan pembahasan ineQgenai tonggak-tonggak sejarah profesi akuntansi, antara lain: berdirinya Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 23 Desember 1957; berdirinya IAI-Seksi Akuntan Publik pada tanggal 7 April 1977; latar belakang keluarnya Undang-Undang Nomor 34 tentang Pemakaian Gelar Akuntan dan Undang-Undang Nomor 8 tentang Wajib Kerja Sarjana; beroperasinya kantor-kantor akuntan asing melalui berbagai bentuk kerja sama; serta Rancangan Undang-Undang Akuntan Publik.
Theodorus M. Tuanakotta adalah anggota staf pengajar dan peneliti di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ia meraih Doktorandus Akuntansi dari Universitas Indonesia dan Master of Business Administration dari Harvard University.
Dua buku yang ditulisnya (“Akuntansi Forensik & Audit Investigatif” dan “Setengah Abad Profesi Akuntansi”) mendapat penghargaan penulis buku teks dari Universitas Indonesia tahun 2007. “Audit Berbasis ISA”adalah bukunya yang kesembilan, dan buku kelima yang diterbitkan Penerbit Salemba Empat.
Berpengalaman 35 tahun sebagai akuntan publik, di antaranya sebagai CEO Deloitte Touche Tohmatsu di Indonesia dan anggota Deloitte Asia-Pacific Board. Setelah itu ia menjadi Tenaga Ahli di Badan Pemeriksa Keuangan selama dua tahun di mana ia menerima Satyalancana Wira Karya.