Melihat buku ini dikategorikan dalam fiksi>horror, saya agak tersenyum. Mengapa?
Benar memang buku ini memuat sebuah cerita fiksi.
Tapi horor? No, absolutely not.
Ini adalah buku fiksi tentang matematika. Ya, tentang seluk beluk matematika, yang kata sebagian orang merupakan pelajaran yang menyebalkan.
Hans ingin mengajak anak-anak di seluruh dunia yang tidak menyukai matematika menikmati petualangan si tokoh utama dalam buku ini. Petualangan tentang matematika.
Bagaimana mungkin anak yang tidak menyukai matematika jadi tertarik dengan hal tersebut?
Pertama, mereka akan menyukai ceritanya. Cara Hans bercerita sangat mengalir dan deras. Begitu derasnya seperti air terjun niagara. Sehingga pembacanya tidak akan menyangka kalau mereka sedang belajar matematika. Ya, belajar! Membaca buku ini berarti mereka belajar.
Kedua, seting cerita ini sangat manusiawi. Sangat sehari-hari, dimana si tokoh utama adalah seorang bocah lelaki yang 'tidak terlalu suka' matematika, but he has a very good curiosity. Dan di dalam dunianya yang manusiawi, setan angka muncul dengan sangat manusiawi. Di dalam mimpi. hm, benar-benar manusiawi.
Tentu tidak ada setan angka dalam dunia nyata, dan itulah sebabnya saya agak tersenyum saat melihat subkategori horor untuk buku ini.
Tapi matematika tetap saja matematika. Mau tidak mau, Hans sepertinya terjebak untuk menjelaskan sesuatu yang 'mulai rumit' di tengah cerita. Dan ada begitu banyak aplikasi matematika yang dilakukan si
... Baca Selengkapnya