Perbincangan filosofis tiga perempuan-Weil, Bespaloff dan Laksmi-ihwal kekerasan, perang, puisi dan hati. Esai puitis ini tak hanya mendalam, baris-baris kalimatnya menggemakan makna berganda-ganda. Di sini filsafat tak cuma mengusik, ia juga menawan dan cantik. (Bambang Sugiharto).
Dialog intertekstual ketiga perempuan ini-yang sangat peduli pada masalah zamannya-sangat relevan dan penting bagi intelektual pada masa ini dalam menyikapi kekerasan yang ada disekitar kita. (Melani Budianta.)Kata kunci esai panjang yang stylish ini adalah kekerasan... Diskusi ini menggoda kita untuk sekaligus mempertanyakan tempat kekerasan dalam hati, pikiran, dan tindakan kita. (Sapardi Djoko Damono)
.;