"The sexiest novel I’ve ever read."
Betty W. Kusuma, penulis novel "Aku Seorang Gay".
"Novelnya bagus, 'dalem', dan kehidupan di dalamnya seperti kehidupan yang kita ‘kenal’ banget. Ceritanya juga detail. Seperti membaca pengalaman pribadi seseorang. Anyway…, semoga laris, yaaa…."
Mia Arsjad, penulis novel “Rona Hidup Rona”.
"Jangan sentuh buku ini jika tidak mau tertampar-tampar oleh makna cinta!!!"
Helmy Feriansyah, artis.
"Rangga always do the best! This novel is so deep, mature, and full of surprises. Every scene made by love and lust as simple as beautiful. Best recommend!"
Aline Laksmi, model, penulis, art lingerie designer.
"…Bukan cerita yang biasa. Life of gay. Pengetahuan baru buat kita semua."
Avrira Azzahra, penulis serial “Shalikha”.
"Sebuah novel yang menambah kekayaan literatur roman Indonesia. Bertemakan LGBT dan berani mengangkat opera Italia sebagai jiwa dari keseluruhan cerita dengan cukup saksama…."
Aditya P. Setiadi, dosen Universitas Indonesia dan pemusik.
"Membaca novel ini membuat saya lebih dalam memaknai cinta. Sungguh, ini adalah novel yang jujur dalam memaparkan arti cinta."
Oka Fahreza, penyiar Radio 89,5 JIZ FM Yogyakarta.
Ketika sang surya pagi menembus sela-sela jendela, aku tersadar, ternyata aku tidur dalam dekapannya. Aku pun merapat sama eratnya. Di sini, di balik dadanya, aku dapat melihat sinar matahari pagi membelai wajahnya yang rupawan dan melukiskan segala keindahan di sana….
Rangga Wirianto Putra, pria kelahiran 30 Oktober 1988 ini sudah akrab dengan tulis-menulis sejak masih duduk di bangku SMP. Ketika SMA, ia aktif menelurkan hasil karyanya berupa cerita pendek yang dimuat di mading sekolah. Cerpennya yang berjudul “Bersamamu Walau Hanya Sekejap” pernah memenangkan Lomba Menulis Cerpen tingkat SMU. Ketika kuliah, cerpennya juga pernah dimuat di majalah kampusnya. Putra tunggal pasangan Mario Antonio dan Wismanelli ini merupakan Alumni Fakultas Psikologi dengan konsentrasi Klinis di salah satu universitas terkemuka di Yogyakarta. Ia lebih memilih menjadi seorang Psikolog daripada ikut terjun ke dunia ekonomi seperti ayahnya yang seorang bankir dan ibunya yang seorang guru ekonomi.
Pria yang mampu berbahasa Inggris, Prancis, dan sedikit Italia ini mengaku bahwa selain menyusun draft buku keduanya, ia juga sibuk sebagai seorang fotografer. Darah fotografi ini ia dapat dari sang kakek yang merupakan seorang fotografer kenamaan.
Kegemarannya selain membaca buku dan menulis adalah mengoleksi lukisan dan mendengarkan serta mempelajari partitur dan libretto opera Eropa. Bahkan, ia bercita-cita ingin menulis sebuah opera dengan libretto lengkap karena obsesinya pada composer kesayangannya, yaitu Mozart. “Mozart aja umur sembilan belas tahun udah menghasilkan sepuluh opera. Nah, elu apa???” Kata-kata itu yang memacu semangatnya untuk terus menjadi lebih baik dari hari ke ...