7disabled
Stok Tidak Tersedia
Atau
Tambah ke Daftar Keinginan
Amuk Wisanggeni (Soft Cover)
oleh Suwito Sarjono

Ketersediaan : Stock tidak tersedia

Format : Soft Cover
ISBN : 6022550076
ISBN13 : 9786022550075
Tanggal Terbit : November 2012
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Diva Press
Dimensi : 200 mm x 140 mm



Deskripsi:
Saat usia kandungan Batari Dresanala menginjak tujuh bulan, Batara Guru menginginkan bidadari itu bercerai dengan Arjuna. Tentu saja, bidadari cantik itu tidak mau berpisah dengan suami tercintanya. Maka, Batara Guru pun mengutus Batara Brama (ayah Batari Dresanala) untuk mengusir Arjuna dari Kahyangan Argadahana. Batara Guru ingin menjodohkan Batari Dresanala dengan Dewasrani, putra kesayangannya. Karenanya, Batara Guru meminta Batari Dresanala menggugurkan kandungannya.

Konflik terjadi antara Batara Brama dengan putrinya, tentu saja tak bisa dihindarkan. Dalam tekanan kejiwaan yang berat, Batari Dresanala pun melahirkan bayi laki-laki, dua bulan sebelum waktu yang semestinya. Melihat kenyataan tersebut, Batara Guru menginginkan bayi itu dibuang ke hutan atau dilebur di Kawah Candradimuka. Akhirnya, dia mengutus seorang dewa  untuk menceburkan bayi putra Batari Dresanala ke Kawah Candradimuka.

Lantas, bagaimanakah kisah selanjutnya? Berhasilkah sang utusan tersebut untuk menenggelamkan sang bayi putra Batari Dresanala. Benarkah bahwa "sebuah keajaiban yang menggetarkan" bakal terjadi pada diri si bayi? Dan, sungguhkah bahwa pada diri si bayi ternyata tersimpan sebuah kekuatan yang maha dahsyat?

Simak novel yang mengangkat sosok hebat putra Arjuna ini. Di samping Anda akan mengetahui secara detail kisah hidupnya, Anda juga akan mendapatkan banyak pelajaran berharga dari kisah memikat ini!    

Anak Raden Arjuna dan Batari Dresanala ini sakti mandraguna. Dia bisa lolos dari racun dan api. Dua zat pembunuh itu bukannya mematikan, tetapi malah membuat kesaktiannya bertambah-tambah.

Kesatria Sejati dari Kawah Candradimuka!

Kategori dan Rangking Bestseller:

Review Konsumen:
5 -
4 100%
3 -
2 -
1 -
4.0
1 Review
Tulis Review Anda
oleh Tutik Dwihastuti pada Kamis, 6 Desember 2012
Amuk Wisanggeni menceritakan tentang sepak terjang putra Arjuna untuk mencari jati dirinya. Ketika para petinggi tidak mau jujur dan berkata yang sebenarnya, Wisanggeni menggunakan cara yang tak pernah terduga. Dia mengamuk di kayangan. Dia mengejar dan menghajar siapa pun yang tidak mau menyatakan kejujuran dan keadaan yang sebenarnya.

Membaca Amuk Wisanggeni serasa membaca kenyataan yang terjadi di sekitar kita. Misalnya dalam kutipan sebagai berikut:
....
“Keadilan sejati adalah adalah keadilan yang datang dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Keadilan sejati hanya akan kita temukan di alam keabadian. Di alam dunia, tidak mungkin ada keadilan sejati. Di dunia memang ada keadilan, tetapi hanya sekadar keadilan. Bukan keadilan sejati. Bahkan ada kalanya keadilan di dunia ini hanyalah keadilan semu. Sesuatu yang dianggap keadilan, padahal sebenarnya ketidakadilan. Seolah-olah ada hukum yang adil, padahal sebenarnya hukum yang berlaku adalah hukum yang tidak adil.”
...

Atau bisa kita baca kutipan berikut:
...
“Kadang-kadang memang ada beberapa punggawa yang berpangkat tinggi membuat peraturan. Mengesahkan peraturan itu. Namun pada saat pelaksanaan, justru punggawa itu secara diam-diam malah melanggar peraturan yang ditetapkannya. Dia yang tahu aturan malah melanggar aturan. Dia yang tahu hukum malah melanggar hukum.”
...

Selain yang serius-serius, yang menegangkan, ada juga bumbu-bumbu humor dan komedi kehidupan terdapat dalam novel Amuk Wisanggeni. Pokoknya, banyak untungnya membaca ... Baca Selengkapnya
Apakah review ini bermanfaat bagi Anda?
Tulis Review Anda