"Bagaimana menciptakan bangsa yang terdidik, bangsa yang unggul? Apakah cukup dengan mentransfer ilmu yang diperoleh dari perguruan tinggi
kepada masyarakat? Apakah cukup dengan membuat program-program spesifik untuk mencapai pembangunan dan demokratisasi? Lalu tantangan apa saja yang bakal dihadapi ketika menciptakan bangsa yang terdidik? Problem apa saja yang timbul sebagai unsur penghambat?
Melalui bukunya ini, Soedjatmoko menguraikan seluruh pandangan visioner bangsa yang mengatasi zamannya yang hingga kini menjadi kenyataan, bahkan tengah berlangsung. Seperti ledakan penduduk di negara berkembang yang sudah diprediksi sebelumnya serta akibat yang ditimbulkannya, gejolak sosial di kota-kota berpenduduk padat, lemahnya sumber daya manusia, kerusakan ekologi, pendidikan agama, termasuk bahasa Indonesia sebagai alat perjuangan bangsa.
"
Pendidikan formal tokoh ini tidak pernah dijalani hingga selesai di sebuah perguruan tinggi tertentu. Namun tak ada seorang pun yang dapat meragukan kapasitasnya sebagai intelektual terbesar Indonesia. Lelaki kelahiran Sawahlunto, Sumatra Barat, 10 Januari 1922 ini menjalani pendidikannya di ELS; HBS; Lyceum, Geneeskundige Hooge School / Ika Daigaku, Jakarta (1940-1943, tidak selesai). Hampir tak ada bidang yang tak disentuh dalam pemikiran Soedjatmoko. Tulisannya tersebar di banyak tempat dan banyak forum. Bukunya An Introduction to Indonesian Hirtoriography diterbitkan Cornell University Press (1965).