Dia berharap sesuatu yang terjadi. Sesuatu yang baik. Terjadi padanya. Sambil memandang ke gambar-gambar yang cerah dan menyenangkan di majalah, ia berpikir, sesuatu seperti ini. Saat mengecek celah kelemahan dan harapannya, ternyata ada satu hal. Berharap semoga belum terlambat, ia memikirkan satu kata. Secepatnya.... Ia mengira rumput memang lebih hijau di halaman tetangga. Itu tergantung siapa yang berdiri di rumptu. Mungkin sebaiknya kau lihat dulu. Karena, terkadang apa yang kau harapkan bukanlah yang kau butuhkan. Debbie merasa sudah dewasa tapi...., apa iya? Badannya tak juga meninggi, gayanya tak jauh beda dengan murid SD. Bahkan, semua orang masih mengangapnya anak kecil yang patut dikasihani. Orang-orang nggak tahu wajahnya pun sering tersipu dan bersemu merah. Mungkin, ini terdengar agak menggelikan, tetapi Debbie tahu kalau sekarang ia sedang jatuh cinta. Sayangnya, ia nggak tahu, apakah sang cowok juga punya perasaan yang sama. Kini, Debbie hanya bisa berharap-harap cemas: "Cinta..., nggak..., cinta..., nggak..., cinta..., nggak..."