Selama dasawarsa tugas sang Hakim dalam mengurusi masalah-masalah sepele pemukiman daerah perbatasan, ia tidak mempedulikan perang diambang pintu antar kaum barbar dengan pihak Kerajaan tempatnya mengabdi. Namun tatkala para interogator itu tiba, ia merasa terguncang untuk bersimpati terhadap korban para interogator itu--hingga perlakuan biadab para interogator itu terhadap tawanan-tawanan perang akhirnya mendorong sang hakim untuk melakukan tindakan pemberontakan bagaikan Don Quixote.