“PENDAKIAN yang sesungguhnya adalah perjalanan menuruni puncak gunung dan kembali kepada kehidupan bermasyarakat.” Kalimat ampuh itu hampir terciptakaan dalam benak, prinsip, asa, jiwa, dan keyakinan dari 25 penulis pada antologi kisah spiritual ini.

Awalnya, para penulis adalah individu-individu yang haus petualangan, merasakan pergolakan bathin di usia muda, pencarian diri yang hakiki, kemuakan dengan kondisi sekitar, dan keinginan untuk memiliki ketentraman sikap. Diputuskanlah dengan mendaki gunung, mengunjungi daerah-daerah terpencil, dan mengikuti berbagai kegiatan kepecintaalaman, tujuannya untuk meraih kelima factor tersebut. Niatnya juga hanya main-main, sekadar ikut-ikutan, dan mengisi waktu luang atau malah juga ada yang lari dari permasalahan hidup. Yang pada akhirnya setelah menemukan kedamaian, ketenangan, dan persaudaraan menginap serta berpetualang di alam terbuka: apa yang mereka cari, menyambut mereka, bahkan lebih. Dan mereka kini menyebutnya spiritual journey, cherish adventure, tafakur alam, ibadah jiwa, dan pesantren alam.
Buku ini merupakan sebuah curahan hati, renungan, dan rasa syukur para penulis sebagai anggota pecinta alam kepada Tuhan atas kebaikhatian-Nya menjadikan mereka sahabat alam. Mengaku lebih dekat dengan Tuhan ketika menemukan ketenangan bathin; merasakan hangat persaudaraan di dalam lindungan alam; menikmati perjalanan tobat yang indah; membahagiakan diri bahwa setiap perjuangan hidup di dunia ini adalah sebuah pendakian; dan meyakinkan diri bahwa puncak gunung yang sesungguhnya sedang mereka daki hingga waktunya: surga-Nya.
Oleh karena itu, judul antologi kisah spiritual 25 sahabat alam ini: Tuhan, Aku, dan Alam. Jika ingin lebih mencintai Tuhan, tanah air, keluarga, fitrah hidup, dan diri sendiri, sangat tepatlah Anda, sahabat alam sekalian, menikmati dan merenungi buku ini. Mari mengembara, Sahabat!!