Surat perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) mesti dibongkar. Kemunculannya didahului oleh banjir darah setengah juta rakyat indonesia dalam pembantaian massal yang berlangsung antara pekan ketiga bulan Okbtober hingga Desember 1965. Usai surat itu ditandatangani Bung Karno dan kemudian diterima Letnan Jenderal Soeharto, politik Indonesia berubah drastis.
Kurang dari duapuluh empat jam setelah ditandatanganinya surat itu, Soeharto langsung membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI),mengatur keanggotaan partai, menangkap belasan menteri dan menyingkirkan orang-orang yang pro Bung Karno. Supersemar juga menandai perubahan besar pada orientasi berbagai kebijakan di Indonesia:makin merosotnya kekuasaan Presiden Sukarno dan makin naiknya kekuatan Letnan Jenderal Soeharto; arah perpolitikan Indonesia berbelok dari sipil ke militer, dari berorientasi kiri ke haluan kanan dan dari anti nekolim menjadi pro modal asing.