Dengan kalimat khas di akhir setiap kisah, “paham kan sayang” membuat saya paham isi tulisan Bapak. Kalimat-kalimat yang sederhana, kisah tentang keseharian, kejadian-kejadian yang sering kali juga saya sendiri alami meski detailnya tak sama tapi benang merahnya sama, membuat saya paham bahwa bukan saya saja yang mengalami kejadian tersebut. Pesan moral yang dikemas dengan gaya pengayoman kebapakan benar-benar memotivasi tanpa menggurui. Terkadang, air mata mengalir larut dalam kisah.
—Eliani Cendono, Staff Gereja, Jakarta
Pengalaman adalah guru terbaik, tidak peduli pengalaman baik atau buruk, salah satu cara tercepat mendapatkan manfaat dari pengalaman adalah dengan menyerap cerita pengalaman orang lain. Terlebih yang diceritakan dengan niat baik dan tulus untuk kebaikan bersama. Terima kasih Pak Erizeli untuk bukunya.
—Deon Joubert, Peneliti Bidang Irigasi, Bekasi
Sering kali saya speechless membaca tulisan Pak Erizeli. Bingung karena tulisannya bernuansa fiksi yang tinggi nilainya tapi semaunya hadir dalam kehidupan nyata. Bagi saya sosoknya terlalu sempurna dan tidak mampu saya dekati untuk dicontoh, baik karakter maupun cara penulisan yang sangat cair dan mudah dipahami. Isinya sarat dengan hikmah kehidupan yang humanis dan religius tapi selalu up to date. Semoga bisa menjadi pencerahan masyarakat Indonesia. Terima kasih Pak Erizeli atas pencerahannya selalu.
—Djoko Prijono, CEO PT. Global Parasindo Jaya, consulting engineers
Tulisan tentang kisah perjalanan hidup yang dimaknai dengan landasan cinta. Sangat mudah dipahami sehingga bisa memberi inspirasi bagi para pribadi yang ingin menjadi lebih baik. Pak Eri menggoreskan hikmah setiap kejadian dengan menjunjung tinggi nilai-nilai spriritualitas dan etika landasan cinta. Setiap kisah senantiasa diakhiri denga pembelajaran penting tentang bagaimana cinta yang tulis pada sesama memberikan solusi kehidupan. Terima kasih Pak Eri untuk senantiasa berbagi kisah inspiratif. Semoga menjadi amal kebaikan.
—Achmad Komara, Senior Vice President PT Adira Dinamika Multi Finance, Tbk., Jakarta
Cinta yang Kuberi (Volume 1) saya beli sebanyak tiga eksemplar, satu untuk di kantor yang rata-rata teman kantorku perempuan. Aku sudah melupakannya ketika tiba-tiba salah seorang menagih volume 2. Langsung kuinbox Nadia Sanjaya dan kudengarkan teman-temanku menceritakan hasil bacaan mereka. Semuanya menangis dan isinya mencerahkan. Teruslah menulis Bang Erizeli!
—Liliek Murtiningsih, Pensiunan PNS Dokter Spesialis, Surabaya