Perjalanan mencari cahaya kehidupan, mirip laksana Nabi Ibrahim mencari Tuhan. Setelah semua usaha dijalankan. Setelah semua yang dilakukan dipenuhi kegagalan. Setelah semua jalan terasa buntu dan tak ada yang mampu dilakukan. Akhirnya manusia tersadar untuk kembali kepada Tuhan, sesuai fitrahnya dalam kehidupan. Laksana ikan yang hidup bahagia ketika berada dalam air. Begitu pun manusia yang bahagia ketika taat dan cinta pada-Nya. Tak ada senang, tak ada susah. Tangisnya telah melebur di dalam tawa. Tawanya telah mencebur ke dalam samudra tangis. Jika kamu tertawa, tidak sekaligus menangis dalam hati, berarti kamu belum menghayatkan hakikat kehidupan. Buku Para Pencari Cahaya Kehidupan, memaparkan liku-liku kehidupan manusia dalam menjalani kehidupannya. Kadang jalan yang harus ditempuh penuh kegelapan, yang hanya membawa penderitaan dan juga kesedihan. Sering juga jalan terang, yang membawa kebahagiaan dan dipenuhi keberuntungan serta keberkahan. Buku ini mencoba memberi jawaban atas kebingungan hati dan mencoba memberi rahasia dalam perjalanan mencari cahaya, hidayah, dan mutiara kehidupan yang akan berujung pada kebahagiaan. Kuncinya, selalu mendekat dan menyatu pada cahaya agar hidup bisa terarah dan tahu jalannya. Menjaga keikhlasan pada yang dilangit dan selalu menebarkan ketulusan hati pada yang dibumi, itulah intinya. Inti dari cahaya sejati.