"""Ibu selalu berkata, bahwa Tuhan menakdirkan orangtua tidak pernah salah. Memangnya Tuhan itu ada di mana? Atau jam berapa Dia biasa muncul? Hingga aku bisa bertanya, apakah kata-kata Ibu itu benar atau tidak? —Mariam
Aku tak ingat, jam berapa Ayah membuangku. Aku juga tak ingat, jam berapa aku jatuh cinta pada perempuan itu Dan aku lebih tak ingat, kapan Tuhan mulai bermain-main dengan hidupku. Jadi jangan tanyakan padaku, jam berapa Tuhan akan datang atau menghentikan permainan itu. —Lidya
Seorang penulis besar selalu lahir melalui antusiasme dan ketekunan belajar. Hardianti Lina memperlihatkan tanda-tanda itu. Ending-nya tak terduga, penggambaran amarah dari seorang anak yang tak biasa. Maka benar rasanya ketika Lidya atau Mariam kemudian menanyakan, “Tuhan ada di mana?”
— Donatus A. Nugroho, penulis, jurnalis, pekerja seni
Pak Arief dan Lina benar-benar mengaduk emosi saya ketika membaca buku ini. Kenapa harus ada ketidakadilan macam ini pada dua gadis malang yang tak tahu apa-apa? Semangat Lina yang dicampur kebijaksanaan Pak Arief mampu menghadirkan tulisan yang sangat menggugah. Good job!
— Rini Hastuti, penulis buku Laundry Hati, kolumnis, womanpreneur"""